Rabu, 03 September 2008

KEBOHONGAN SEORANG IBU






Kalian sudah pada sadar atau belum. .
ternyata ibu yang amat sangat kita cintai itu adalah seorang yang pembohong. .



Silakan kalo kalian mo percaya ato ga. .
tapi coba dech baca crita renungan di bawah ini :



Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan.




Cerita ini bermula ketika ada seorang anak laki-laki yang masih kecil, dia terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibunya sering memberikan porsi nasinya untuk anak laki-lakinya itu. Sambil memindahkan nasi ke mangkuk si anak, ibunya berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar".




Ketika anak tersebut mulai tumbuh dewasa, ibunya yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibunya berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan anak-anaknya. Sepulang memancing, ibunya memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu anak laki-laki itu memakan sup ikan itu, ibunya duduk disampingnya dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang dimakan anak laki-lakinya tadi. Sang anak yang melihat ibunya seperti itu, hatinya juga tersentuh, lalu menggunakan sendoknya dan memberikannya kepada ibunya. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan".




Sekarang anak laki-laki tersebut sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah kakak-kakaknya, ibunya pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, anak laki-laki tersebut bangun dari tempat tidurnya, melihat ibunya masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Dia berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Lalu Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek".




Ketika ujian tiba, ibunya meminta cuti kerja supaya dapat menemani anak laki-laki tersebut pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggunya di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutnya dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untuk anak laki-laki itu. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, dia segera memberikan gelasnya untuk ibunya sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!".




Setelah kepergian ayahnya karena sakit, ibunya yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarganya pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahnya pun membantu ibunya baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupannya yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibu untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"




Setelah anak laki-laki tersebut dan kakak-kakaknya semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakak-kakaknya yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya uang"




Setelah lulus dari S1, anak laki-laki tersebut pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya dia pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, dia bermaksud membawa ibunya untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadanya "Aku tidak terbiasa"



Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, anak laki-laki tersebut yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. dia melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatapnya dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Hatinya perih, sakit sekali melihat ibunya dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan"




Setelah mengucapkan kebohongan-kebohongannya, ibu tercinta menutup matanya untuk selama-lamanya.



Coba kita renungkan, sudah berapa lamakah kita tidak bertanya bagaimanakah kabar orang tua kita?? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk sekedar bercanada dengan orangtua kita?? Apakah pernah terpikir di benak kita apakah orang tua kita sudah makan atau belum?? Kalau ya, coba kita renungkan lagi..





Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orang tua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari..





Written @ 14.22


Senin, 01 September 2008

Ju r n a l . .



skrg jurnall q yg ke 50-60

> Mencetak SPK
> Ngbuat peta kabel sekunder di Banzarbaroe tercinta
> Ngbuat laporan magang
> Browsing

apa lagi y. .

duh. .

menda"k lupa nach. .

tp yg pasti yg paling sring q krjain y yg q sbutin td . .

he. .
Written @ 14.40





About me
Name: desi
school : spensa
hometown : bhanzarbaroe okeh
email : chieydesi@yahoo.co.id
Memories
Juli 2008
Agustus 2008
September 2008